NADEREXPLORE08.ORG – Trump dan 4 Konflik Dunia yang Bikin Geger Mystery Politik Donald Trump bukan sekadar mantan presiden AS. Dia ibarat korek api yang tak pernah pensiun menyulut api dalam arena geopolitik. Meski masa kepresidenannya sudah lewat, bayangannya tetap berputar-putar di pusat keributan global. Mulai dari Asia hingga Eropa Timur, setiap langkahnya bisa bikin para analis politik tersedak kopi. Uniknya, bukan cuma ucapannya yang menggemparkan, tapi juga sikapnya terhadap konflik dunia yang menimbulkan pertanyaan lanjutan. Lalu, konflik mana saja yang bikin namanya terus berseliweran di lingkaran krisis global?
Ketegangan Ukraina dan Jejak Trump yang Tak Pernah Redup
Saat Rusia mulai merangsek ke Ukraina, banyak pihak langsung menarik benang merah ke masa Trump. Meski bukan dia yang menekan tombol konflik, beberapa ucapan lamanya soal NATO dan Ukraina kembali bergaung. Pernah satu waktu, ia menyebut Ukraina bukan kepentingan utama Amerika. Kalimat itu terus membayang di benak para diplomat saat konflik meledak.
Lebih jauh, Trump juga dikenal sebagai sosok yang malas menegur Kremlin. Bukannya menekan, dia justru memberikan sinyal yang ambigu pada Putin. Maka tak heran, ketika tank Rusia sudah memasuki perbatasan Ukraina, banyak yang berkata, “Trump membuka jalan, Biden memungut reruntuhannya.” Kalimat tersebut memang terkesan tajam, tetapi sering terdengar dalam ruang-ruang diskusi global.
Perang Dagang AS–Tiongkok: Kisruh Ekonomi politik Bernuansa Dendam
Berbicara konflik global tanpa menyebut Tiongkok? Sulit. Terlebih jika mengaitkannya dengan Trump, sosok yang mempopulerkan tarif bea masuk seolah itu piala dunia. Dalam satu dekade terakhir, belum ada presiden AS yang begitu frontal terhadap Beijing seperti dirinya. Sanksi diberlakukan, teknologi dikekang, bahkan Huawei pun sempat dilarang bernafas.
Namun, sikap keras itu memunculkan dua sisi. Di satu sisi, ia digambarkan sebagai pelindung ekonomi nasional. Namun di sisi lain, tindakannya dinilai membakar jembatan diplomatik. Efeknya masih terasa hari ini. Hubungan AS–Tiongkok makin dingin, bahkan setelah kursi presiden berpindah tangan.
Tak sedikit yang menilai, meski Biden mencoba ‘meredakan api’, arang yang ditinggalkan Trump terlalu panas untuk disentuh.
Ketegangan Timur Tengah dan Warisan politik Aneh Trump
Jika membicarakan Timur Tengah, nama Trump kerap muncul berdampingan dengan keputusan kontroversial. Misalnya saja saat ia memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem—tindakan yang langsung memicu amarah negara-negara Arab. Langkah ini bukan cuma dianggap pengahasut, tapi juga memecah harmoni diplomatik yang sudah lama dijaga rapat.
Selain itu, hubungannya dengan Arab Saudi juga menjadi teka-teki. Meski sempat menuai kritik atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, Trump tetap mendekap Riyadh erat-erat. Transaksi senjata bernilai miliaran dolar pun tak diurungkan.
Kebijakan-kebijakan semacam ini bukan hanya meninggalkan jejak, Trump dan 4 Konflik tapi juga menebar bara. Dan kini, siapa pun pemimpin AS-nya, bayang-bayang Trump tetap menghantui setiap meja negosiasi Timur Tengah.
Ketegangan Korea Utara: Panggung Sandiwara yang Tak Lupa Lampu Sorot
Korea Utara dan Trump sempat membuat dunia tercengang. Bukan karena perang, tapi karena pertemuan yang lebih mirip acara TV. Trump dan 4 Konflik Trump bertemu Kim Jong-un bukan sekali, tapi tiga kali dan setiap pertemuan dipenuhi drama.
Meski banyak pihak berharap pertemuan ini membawa angin damai, faktanya senjata nuklir Korea Utara tetap diaktifkan. Bahkan, mereka terus meluncurkan uji coba rudal hingga 2025. Banyak yang berpendapat bahwa Trump terlalu mengutamakan citra di atas substansi. Pertemuan-pertemuan itu mungkin tampak manis di layar, tapi tak banyak yang berubah di medan nyata.
Efek Domino: Dunia Masih Goyang meski Trump Sudah Turun politik
Sekalipun ia bukan lagi presiden, pengaruh Trump masih terasa. Pernyataannya di media sosial kerap menyalakan kembali api perdebatan. Kadang, dengan satu kalimat saja, ia bisa memantik reaksi pasar saham atau memperkeruh suasana diplomatik.
Lebih dari itu, beberapa sekutunya di luar negeri kini berani bersikap lebih berani. Trump dan 4 Konflik Misalnya, beberapa pemimpin populis di Eropa dan Asia terang-terangan meniru gaya retorikanya. Efeknya, diskusi internasional jadi lebih kasar, lebih frontal, dan tentu saja lebih berisik.
Kesimpulan
Trump mungkin sudah lengser, tapi bayangannya masih berkeliaran di medan konflik dunia. Mulai dari Ukraina, Tiongkok, Timur Tengah, hingga Korea Utara, setiap langkahnya dulu kini berubah jadi sumbu pendek yang siap meledak kapan saja. Ia bukan pencetus semua masalah, tapi keberadaannya jelas memperkeruh air yang sudah keruh. Dunia kini berada di tengah percikan konflik yang masih menyimpan sisa bara dari masa kepemimpinannya. Tak semua kalimatnya diingat, tapi efeknya tak pernah benar-benar hilang.